Beranda | Artikel
Apakah Benar Salafy Pintu Masuk Pemikiran Teroris?
Jumat, 2 April 2021

Bersama Pemateri :
Ustadz Muhammad Nur Ihsan

Apakah Benar Salafy Pintu Masuk Pemikiran Teroris? ini adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Muhammad Nur Ihsan, M.A. Kajian ini disampaikan pada Jum’at, 19 Sya’ban 1442 H / 2 April 2021 M.

Kajian Tentang Apakah Benar Salafy Pintu Masuk Pemikiran Teroris?

Pada kajian kali ini kita ingin bersama-sama menjelaskan kebenaran yang bila kebenaran tersebut disampaikan –bi idznillah– berbagai kebatilan/tuduhan dan propaganda bisa ditepis dan juga kita akan bisa menyingkap berbagai kedustaan-kedustaan yang disematkan kepada orang-orang yang berusaha untuk senantiasa meneladani Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Kita memohon kepada Allah, semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menjaga negeri kita, tempat kita tinggal, tempat kita berjuang, tempat kita belajar, tempat kita mengajar, tempat kita mendidik, tempat kita beribadah. Kita berjuang menjaga stabilitas dan keamanan negara ini, menebarkan kebaikan, mengingkari berbagai kemungkaran, kejahatan dan kedzaliman yang akan merugikan pelakunya atau masyarakat secara umum.

Oleh karena itu berbagai propaganda dan makar untuk merusak stabilitas keamanan dan berbagai aksi-aksi teror dari berbagai latar belakangnya. Tentunya kita semua mengutuk hal itu. Jangankan secara agama, secara akal sehat bahwa semua kerusakan dan sikap teror yang akan merusak dan menyebarkan berbagai kemungkaran/kerusakan/mendzalimi orang-orang yang bersalah, semua hal itu tidak ada yang merestuinya, tidak ada yang membenarkan cara-cara yang seperti itu.

Semua yang berakal sehat kemudian akal sehat itu digunakan untuk memahami agama, semua mengutuk. Jangankan aksi teror atau berbagai kejahatan/kerusakan yang jelas-jelas menimbulkan ketakutan, menggagu hewan saja, merusak berbagai tanaman yang berbuah, melemparkan sesuatu yang berbahaya yang akan mengganggu kelancaran jalan seseorang, semua itu diharamkan di dalam agama kita.

Oleh karena itu merupakan bagian dari iman adalah menghilangkan gangguan dari jalan. Maka tentunya tidak ada satupun agama yang merestui perbuatan itu.

Oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab berusaha menebarkan berbagai teror yang tujuannya mengadu domba dan menghilangkan stabilitas. Dan ternyata itu terbukti dengan kejadian seperti itu terjadi fitnah dan adu domba di kalangan masyarakat. Sehingga yang seharusnya bangsa ini bersatu padu, tapi malah berbagai pernyataan-pernyataan merugikan bangsa yang menimbulkan fitnah dan adu domba.

Ada yang menyebarkan berbagai berita palsu, kedustaan dan tuduhan-tuduhan keji, palsu dan tidak ada bukti sama sekali. Bila ditinjau dari perspektif tinjauan ilmiah dengan berbagai fakta dan data, tiada lain adalah kedustaan yang besar.

Oleh karena itu terjadinya aksi bom bunuh diri terlepas dari siapa pelakunya, Islam dan semua orang yang berakal sehat mengutuk hal itu semua. Semua hal itu bukanlah ajaran dari Islam, kendati mungkin sebagian pelakunya mengatasnamakan Islam atau jihad, atau mungkin dia berpenampilan Islam. Yang jelas tidak ada kaitan agama dengan perbuatan teror tersebut. Tidak bisa agama dikambinghitamkan karena perbuatan teror.

Semua agama menebarkan kedamaian dan datang untuk memperbaiki kondisi manusia, terutama ajaran Islam rahmatan lil alamin. Lihat bagaimana Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebarkan kedamaian, mengajak kepada kebaikan, mengharamkan berbagai kedzaliman. Hal ini tidak perlu diperdebatkan lagi.

Jika masih ada keraguan bagi seorang yang mengaku dia muslim, maka cara yang paling utama adalah Anda belajar tentang Islam. Jika dia mungkin bukan muslim, maka marilah bersikap objektif, secara ilmiah, silakan baca referensi yang menjelaskan Islam yang benar, maka Anda akan menemukan bahwa itu semua terkutuk dalam Islam.

Oleh karena itu Islam dari A sampai Z, mulai dari aqidahnya, ibadahnya, muamalahnya, akhlaknya, semua hal itu bertentangan dengan perilaku terorisme tersebut.

Maka jangan sampai kita menebarkan kedustaan terhadap Islam atau terhadap kelompok yang diklaim sebagai sumber teroris, terlebih lagi menisbatkan kepada orang-orang yang mereka memakmurkan masjid, menyebarkan kebaikan kepada masyarakat, menyebarkan Islam yang rahmatan lil alamin, bagaimana masyarakat cerdas. Karena dengan kecerdasan dan ilmu, insyaAllah negara ini semakin baik dan berkurangnya kejahatan.

Ilmu adalah sumber kebaikan dan karena jauhnya mereka dari ilmu agama maka muncul berbagai kejelekan, kedzaliman, permusuhan, dan kemungkaran-kemungkaran lainnya.

Kita yakin bahwa bila masyarakat -dan Alhamdulillah mayoritas kita di Nusantara ini adalah muslim- paham terhadap agamanya yang benar, maka ini merupakan sumbangsih yang paling besar untuk menyebarkan kedamaian, menjaga stabilitas dan kesatuan. Islam mengajak kepada seluruh kebaikan, Islam mengingkari seluruh kejahatan dan kedzaliman.

Lalu timbul pertanyaan, dari mana sumbernya? Apakah benar yang dituduhkan kepada sebagian kelompok atau para ulama yang sepanjang kehidupannya tiada lain kecuali mengajak kepada kebaikan, mengembalikan umat kepada jalan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dituduh sebagai pintu masuknya pemikiran-pemikiran teroris/radikalis dan seterusnya. Apakah benar yang diistilahkan bahwa Wahabi/Salafi itu adalah sumber dari teroris/pemikiran radikal?

Ilmu menjadikan kita berkembang

Ilmu tidak mengenal adanya jumud, baku dan kaku. Ilmu akan mendidik kita untuk semakin berkembang, objektif dan ilmiah. Perjalanan hidup ini memberikan pelajaran yang sangat berharga dalam kehidupan kita, bahwa kita harus selalu berjalan untuk mencari kebenaran dan tidak terprovokasi dengan isu atau propaganda yang berkembang.

Apalagi para akademisi, para santri, para siswa-siswi yang mereka menisbatkan diri kepada ilmu, yang mereka dididik untuk menjadi orang yang objektif, orang yang memiliki sikap yang selalu menganalisa, mengumpulkan data seputar suatu masalah yang kemudian dikaji dan dipelajari tanpa ada sikap tendensius kepada suatu permasalahan, tapi dia ingin mencari kebenaran.

Kata “Wahabi” dinisbatkan kepada Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab

Saya berbicara sebagai seorang akademisi, sesuai dengan fakta dan data yang ada, tentunya untuk menjelaskan suatu permasalahan benar atau tidak, apalagi menisbatkan suatu pernyataan kepada seseorang. Jangankan menisbatkan kepada ulama, kepada orang-orang biasa saja tidak boleh kita membuat kedustaan atas nama mereka, kita harus memiliki data dan fakta yang jelas.

Maka untuk mengetahui hal ini, apakah sumber ajaran yang disampaikan oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab adalah ajaran yang mengajak manusia untuk menjadi para teroris? Atau ajaran beliau hanya sekedar mengajak umat untuk kembali kepada ajaran orang yang paling kalian cintai, yaitu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam?

Ketika beliau muncul berdakwah, mengajak umat kepada aqidah yang benar, kepada tauhid, mengikuti Sunnah Rasul, mengingkari berbagai tradisi yang berkembang di masyarakat dan bertentangan dengan ajaran Islam dan Sunnah Rasul, ternyata beliau telah mendapatkan berbagai tuduhan palsu itu. Tapi beliau tepis semua dan beliau jelaskan dengan ilmiah. Beliau tidak membuat kedustaan.

Maka orang-orang yang tidak senang dengan dakwahnya membuat kedustaan. Dan itulah sesungguhnya sikap dan modal utama para penentang kebenaran dari mulai zaman Rasul sampai detik ini. Bahkan Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang mengajak kepada tauhid, mengajak kepada sunnahnya, mengajak kepada akhlak yang baik, dituduh sebagai orang yang gila, pendusta, tukang sihir, dan seterusnya.

Aqidah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab

Dari sini kita akan melihat apakah aqidahnya mengajak orang menjadi ekstrem/radikal/melakukan aksi-aksi teror tersebut?

Di dalam perkataan beliau, Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab mengatakan:

لست ولله الحمد أدعو إلى مذهب صوفي أو فقيه أو متكلم أو إمام من الأئمة الذين أعظمهم مثل ابن القيم والذهبي وابن كثير وغيرهم…

“Saya Alhamdulillah tidak pernah mengajak kepada pemikiran madzhab sufi, atau faqih, atau ahlul kalam, atau seorang imam dari imam-imam yang saya hormati baik itu Ibnul Qayyim, Adz-Dzahabi, Ibnu Katsir dan yang lainnya.”

Beliau melanjutkan:

بل أدعو إلى الله وحده لا شريك له ، وأدعو إلى سنة رسول الله -صلى الله عليه وسلم- ، التي أوصى بها أول أمته وآخرهم

“Akan tetapi saya hanya mengajak kepada Allah semata, tiada sekutu bagiNya. Dan mengajak kepada sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah mewasiatkan umatnya yang pertama sampai yang terakhir untuk mengikuti.”

Benar, kata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kepada semua muslim yang meyakini Rasul sebagai panutannya:

عَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي

“Pegang sunnahku.”

Syaikh melanjutkan:

وأرجو أني لا أرد الحق إذا أتاني ، بل أشهد الله وملائكته وجميع خلقه إن أتانا منكم كلمة من الحق لأقبلها على الرأس والعين

“Saya berharap tidak akan menolak kebenaran bila datang kepadaku. Bahkan saya bersaksi kepada Allah, malaikat dan seluruh maklukNya, apabila datang kepadaku dari kalian kalimat yang benar, sungguh saya menerimanya secara menyeluruh.”

Ini sikap seorang muslim. Bila kebenaran datang, jangan melihat siapa yang mengatakan, ambil kebenaran itu.

Bagaimana penjelasan selanjutnya? Mari download dan simak mp3 kajian yang penuh manfaat ini.

Download MP3 Kajian

Untuk mp3 kajian yang lain: silahkan kunjungi mp3.radiorodja.com


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/50034-apakah-benar-salafy-pintu-masuk-pemikiran-teroris/